Wednesday, December 25, 2013

Jembatan Gantung Lemah Abang

Yogyakarta merupakan kawasan wisata yang unik dan menarik. Salah satunya adalah jembatan gantung yang terletak di perbatasan kabupaten Sleman dan Gunungkidul. Orang sekitar menyebutnya Jembatan Gantung Lemah Abang. Adapula yang menyebutnya Jembatan Gantung Prambanan (karena letaknya tidak jauh dari Pasar Gendheng, Prambanan) atau Jembatan Gantung Ngoro-Oro. Jembatan ini dibangun pada tahun 1994-1995 di atas Sungai Gembyong.
--
Jembatan Gantung Lemah Abang dapat dicapai dengan cara sebagai berikut:
Dari Jalan Raya Prambanan-Piyungan. Perempatan Pasar Gendheng belok ke arah timur, mentok. Melewati jalan aspal kecil kawasan Desa Wisata Dome. Kemudian ke selatan, sampai pertigaan, ke timur sampai melewati tanjakan yang cukup tajam.


 Jembatan Gantung Lemah Abang sepanjang 150 meter. (maaf belum dirotate)

Pemasangan alat sebelum rapling menuruni jembatan.

Rapling ini cukup menyenangkan karena merasakan sensasi jembatan yang bergoyang-goyang.

 Di bawah jembatan terdapat aliran sungai cukup deras.

 Siluetnya lucu.

 Sampe bawah sayang kalo nggak narsis :)))

 Selain asyik buat foto juga asyik buat basah-basahan.

Di sana terdapat pula beberapa percabangan air terjun.

 Bahu-membahu karena aliran air terjun cukup deras.

Akhirnya sampai di tengah-tengah air terjun.

Jembatan yang menghubungkan kedua kabupaten tersebut merupakan jalan utama bagi penduduk sekitar. Banyak sekali motor yang berlalu lalang melewati jembatan goyang tersebut. Saat hari sudah sore, banyak anak yang nongkrong dan sekedar menikmati sunset di Jembatan Gantung Lemah Abang.

Sunday, December 8, 2013

Hey there, I miss you.
Hey there, I miss you.
hey there, I miss you.
hey there, I miss you.

Friday, November 22, 2013

Bosan

Pernahkah kamu mulai merasa bosan dengan rutinitas? Pasti pernah, entah sekali atau berulang kali. Terkadang kamu ingin melakukan hal gila, tetapi hal itu malah membuatmu semakin gila. Bukan gila, tetapi frustasi lebih tepatnya.

Pernahkah kamu mulai merasa bosan dengan keadaan sekitar? Pasti pernah, atau suatu saat nanti kamu pasti akan mengalaminya. Bosan dengan keramaian. Bosan berkumpul, bercanda, dan tertawa bersama-sama. Bosan dengan apapun yang biasa kamu lakukan.

Bosan ini lebih sopan disebut jenuh, bukan? Seringkali kamu menenggelamkan diri pada kesibukan agar dapat mengabaikan perasaan jenuh tersebut. Tetapi semakin kamu menyibukkan diri, semakin kamu bingung harus melakukan apa. Semakin tidak fokus dengan segala hal. Dan suatu ketika nanti, dirimu akan ada pada titik terjenuh. Terdiam stagnan, diam dan menyendiri dalam sepi. Merenung, berfikir dan hasilnya nihil.

Tuesday, November 12, 2013

On the night like this
There's so many things I want to tell you
On the night like this
There's so many things I want to show you

Cause when you're around
I feel safe and warm
Cause When you're around
I can fall in love every day


In the case like this
There are a thousand good reason
I want you to stay

-mocca

Wednesday, October 23, 2013

Aku Suka Atmosfer Di Sini

Aku lupa sejak kapan aku lebih suka menikmati kesendirianku. Tidak, tidak sendiri. Terkadang aku menghabiskan malamku bersama secangkir kopi dengan kepulan asapnya. Kadang-kadang aku memilih bercumbu dengan buku, atau bercakap-cakap dengan musik dan menikmati setiap liriknya yang selalu membuat tersenyum.

Hujan mengguyur rata Jogja malam ini. Rintiknya tidak deras dan dinginnya pas. Aku suka hujan yang seperti itu. Syahdu. Hujan itu seperti mesin waktu otomatis, yang suka menyeret kenangan secara tiba-tiba. Kenangan yang tumbuh dari hujan, dan berbuah hujan selanjutnya. Ribuan orang seperti kau bilang bahwa kenangan itu adalah hal yang menyebalkan. Tetapi aku tidak pernah bilang seperti itu, karena dengan kenanganlah aku tumbuh. Karena dengan kenanganlah aku bisa berdiri dan belajar mencintaimu lagi.

Aku pulang malam hari ini, mandi, setelah itu pergi lagi. Dan saat ini, aku sedang duduk di sebuah kafe di atas toko buku di Gejayan. Menikmati secangkir coklat sambil ditemani rintik-rintik hujan yang jinak. Aku suka atmosfer di sini. Banyak puisi yang dibacakan, banyak musik yang dinyanyikan, banyak rindu yang dibenamkan. Aku suka. Duduk di atas kursi rotan dan menikmati ornamen serta remang lampu ruangan ini. Aku suka.

Monday, September 23, 2013

Don't Judge

Pernah membayangkan bahwa mereka yang sekarang dekat denganmu suatu saat nanti menjadi musuh terbesarmu? Belajarlah membenci orang yang kamu cintai dan mencintai orang yang kamu benci. Hanya sekedar berjaga-jaga dari kemungkinan terburuk. Mereka yang dekat denganmu adalah mereka yang tau kelemahanmu. Jadi, pikirkan itu baik-baik.

You know their names, but not their stories. So, don't judge sakbahagiane mbahmu.

Secangkir Teh dan Sepotong Soes

Hai. Selamat sore.

Sebelumnya aku hendak meminta maaf karena aku tiba-tiba menghilang, bak pergi tanpa kabar. Too much things happened, tetapi aku tidak tahu harus memulainya dari mana, tidak tahu harus merangkainya seperti apa, tidak tahu, dan serba tidak tahu.

Ini sore yang indah, bukan? Kurasa seperti itu. Saat ini aku sedang duduk di tengah hiruk pikuk dalam sebuah ruangan berukuran 12x8 meter. Ruangan ini berada di lantai 3 dengan banyak jendela tertata. Angin semilir berhembus mengelus-elus pipi kecilku. Sembari menunggu matahari terbenam, ditemani secangkir teh dan sepotong kue soes, aku menuliskan naskah ini. Bukan, bukan naskah, tetapi hanya secarik kata tanpa makna lebih tepatnya. Ah, siapa peduli? Lagipula aku bukanlah seorang pujangga yang pandai merangkai kata menjadi drama yang sempurna. Aku hanyalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Yang seringkali terbodohi. Yang seringkali merengek meminta balon. Yang seringkali hujan air mata saat jatuh dan terluka. Yang seringkali manja saat kedinginan. Yang seringkali berpura-pura menangis agar mendapatkan mainan baru. Yang seringkali tertawa saat ada yang lucu. Yang seringkali bandel saat disuruh mandi. Yang seringkali berlagak kesakitan agar mendapat perhatian. Ya, sewajarnya anak kecil pada umumnya.

Oiya, sepertinya sudah terlalu banyak basa-basi hingga aku lupa menanyakan kabarmu. Jadi, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja, bukan? Aku harap seperti itu. Selalu dan selalu baik-baik saja. Air mata bukanlah milik mereka yang lemah. Tetapi air mata adalah milik mereka yang sudah terlalu lama kuat. Air mata adalah milik mereka yang peduli dan berhati lembut. Tetap jadi yang terkuat dari yang terkuat. Walaupun di sini selalu tersedia pundak, tetapi aku tidak mau melihat kamu butuh pundak.




Sincerely,
A. Always here.

Friday, August 9, 2013

Sajak Ahad Petang

sajak milik Bagustian Iskandar

Kukira ini cinta.
Ternyata deras hujan air mata.
Kukira ini rindu.
Ternyata tajam sebilah sendu.
Satu-satu,
paru-paru cemasku waspada,
mendengar jantung doamu
yang astaga.
Benarlah kata mereka:
Pelukan hanyalah pemanis kehilangan.
Kehilangan yang suka tiba-tiba datang,
seperti kereta api di bawah jembatan Lempuyangan, Jogja
yang tak sengaja menabrak pesepeda tak awas rambu hijau, kuning, merah.
Pesepeda yang mati
dengan tubuh di rumah sakit.
Tapi tidak kepala.
Ia terseret ratusan kilometer di atas rel.
Lalu hilang.
**
Kepahitan tak hanya ada pada ampas kopi rupanya:
Ia suka menjelma sebagai rindu yang tak sampai:
Rindu-rindu yang diobral di karcis
stasiun-stasiun kereta api kotaku
dan kota dinginmu itu.
--- Jancuk! Tak ada yang boleh menangis.
Semua haruslah menulis ---
Maka dari alasan itu puisi ini lahir:
Sebab tak ada yang mampu dirahasiakannya,
selain kematian.

Silakan dibuka rekaman pembacaan puisinya;)

Monday, August 5, 2013

Let Her Go

by Passenger.


Well you only need the light when it's burning low 
Only miss the sun when it starts to snow 
Only know you love her when you let her go 
Only know you've been high when you're feeling low 
Only hate the road when you're missing home 
Only know you love her when you let her go 
And you let her go 

Staring at the bottom of your glass 
Hoping one day you'll make a dream last 
But dreams come slow and they go so fast 
You see her when you close your eyes 
Maybe one day you'll understand why 
Everything you touch surely dies 

But you only need the light when it's burning low 
Only miss the sun when it starts to snow 
Only know you love her when you let her go 
Only know you've been high when you're feeling low 
Only hate the road when you're missing home 
Only know you love her when you let her go 

Staring at the ceiling in the dark 
Same old empty feeling in your heart 
'Cause love comes slow and it goes so fast 
Well you see her when you fall asleep 
But never to touch and never to keep 
'Cause you loved her too much and you dive too deep 

Well you only need the light when it's burning low 
Only miss the sun when it starts to snow 
Only know you love her when you let her go 
Only know you've been high when you're feeling low 
Only hate the road when you're missing home 
Only know you love her when you let her go 
And you let her go 
Oh oh oh no 
And you let her go 
Oh oh oh no 
Well you let her go 

'Cause you only need the light when it's burning low 
Only miss the sun when it starts to snow 
Only know you love her when you let her go 
Only know you've been high when you're feeling low 
Only hate the road when you're missing home 
Only know you love her when you let her go 

'Cause you only need the light when it's burning low 
Only miss the sun when it starts to snow 
Only know you love her when you let her go 
Only know you've been high when you're feeling low 
Only hate the road when you're missing home 
Only know you love her when you let her go 
And you let her go


Makna lagunyaaaa:')))

Saturday, August 3, 2013

Ah Sudahlah

Entah di mana dirimu berada...hampa terasa hidupku tanpa dirimu. Apakah di sana kau rindukan aku, seperti diriku... *sambungan terputus*

--------------------batas tulisan sendu--------------------

Pikiranku abstrak dan aku hilang arah. Sampai-sampai aku bingung mau menulis apa. Tulisan ini tidak jadi berlanjut karena Alam Diaz dan Dysa. AAAAAAAAAAAAAK ({}). Untuk apa terus menulis tulisan sendu tanpa makna kalau hanya terabaikan dan tidak dibaca. Untuk apa terus mengumbar air mata dan menangis sekencang 300 desibel jika keadaan tidak berubah? Hidup udah susah, enggak usah ditambah susah dengan hal sepele kaya gini. Iya nggak? Kata Alam sih gitu. 



Btw, bintangnya bagus ya? Andai...ah sudahlah.

Sunday, July 28, 2013

Kamu Hebat, Ya?

Surat ini kubuat dalam waktu yang sangat singkat pagi ini. Aku tidak berpikir panjang dalam merangkai bait-bait kalimat ini. Atau lebih tepatnya, mungkin aku sedang tidak bisa berpikir secara normal. Mungkin saja pikiranku sedang penuh dengan sampah-sampah masa lalu.

Sesungguhnya tadi malam aku berniat menghabiskan waktuku untuk menulis surat sambil ditemani bercangkir-cangkir kopi dan dan beberapa syair lagu. Entah kecapaian atau akunya yang sedang tidak enak badan, tetapi aku malah ketiduran dan membiarkan laptopku menyala hingga dini hari. Jadi aku baru sempat menulisnya sekarang.

Oiya, aku belum menyapa dan mengucapkan selamat pagi. Jadi langsung saja. Hai. Selamat pagi. Selanjutnya, apa aku perlu menanyakan kabarmu? Kabarmu pasti baik-baik saja, bukan? Mungkin sekarang kamu sedang duduk di balkon sambil menyeduh secangkir coklat dan ditemani beberapa batang rokok. Atau mungkin kamu sedang bermain games dengan senang dan gembira. Atau mungkin kamu sudah tersenyum lagi bersama perempuan lain. Atau mungkin kamu sedang tidur nyenyak dan merangkai mimpimu sendiri. Atau mungkin, mungkin kamu sedang tertawa terbahak-bahak karena memenangkan drama ini. Aku tidak akan mengganggu kebahagianmu lagi.

Aku? Aku baik-baik saja. Aku sudah bisa berdiri sendiri. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkanku lagi. 

Semua kalimatku di sini memang tidak sistematis. Aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Ini terlalu rumit dan diluar nalarku sendiri. Kamu bilang aku berubah, lantas apa kamu juga tidak berpikir kalo kamu berubah? Semakin hari kamu semakin aneh. Semakin hari kamu semakin tidak bisa dinalar. Semakin hari aku semakin tidak mengerti jalan pikiranmu. Untuk apa bertahan kalau sudah tidak ada kepercayaan lagi di antara kita? Cuma sama-sama menyakiti. Cuma saling mengukir luka. Memang tidak ada perpisahan yang baik-baik saja. Pasti ada yang terluka, entah salah satu atau justru keduanya. Aku tidak mau pada akhirnya cinta adalah kita yang saling benci.

"Beberapa perpisahan memang harus ada, karena bertahan tak selalu berarti bahagia." -Mentari

Surat terakhir yang kamu kirim melalui email membuatku tidak bisa berkata-kata. Aku terdiam dalam waktu yang sangat lama hingga akhirnya air mata memecah kesunyian yang ada dalam tubuhku. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya ada di pikiranmu. Aku tidak habis pikir kenapa kamu tega melakukannya. Dan kamu melibatkan banyak sekali orang-orang di dalamnya, bukan cuma aku semata. Tetapi terimakasih, setidaknya aku sudah menjadi pemeran utama dalam ceritamu. Secara tidak langsung aku sudah menjadi actress tanpa bayaran.

Apa kamu tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya menjadi aku? Aku ini terlalu rapuh. Kenapa kamu tidak memilih seseorang yang lebih kuat agar bisa kau jadikan pemeran dalam sandiwaramu itu? Hahahahahahaha. I'm a loser baby, so why don't you kill me? Bunuh saja daripada tersiksa lama-lama.

Oiya, aku hampir saja lupa. Terimakasih juga atas segala-galanya. Mungkin saja sayangmu hanya mainan, rindumu hanya candaan, perhatianmu hanya gurauan. Karena semuanya sudah tersusun rapih sejak awal. Tons of applause for you. Aku berikan penghargaan tertinggi untukmu. Kamu. Hebat. Tapi. Jahat.

Kamu itu manusia pengukir luka, ya? Good.



Untuk,
Manusia.
Dari,
Manusia.

Sunday, July 21, 2013

Backpacking ke Solo

Rabu 3 Juli 2013 adalah awal perjalanan gembel kami.

Tiba di Solo sekitar pukul 10. Daerah Pasar Kleco.

Naik angkot 01 menuju Pasar Klewer.

Nggak papa narsis mumpung angkotnya sepi.

Beli pernak-pernik dulu:)))

Taken di sebelah Keraton Solo.

Ini pas lagi nguliner hahaha.

Perjalan menuju Pasar Gede.

Mlipir dulu di patung apa gatau namanya haha-_-


Udah keren belum?



Sampai juga di Pasar Gede dengan kempol kembang kempis.





Frustasi dan hilang arah.

Tiba di pintu gerbang Kebun Teh Kemuning.

Sampai juga di puncaknya:')







Tiba di Solo kembali dengan selamat.

Perjalanan menuju tempat istirahat.




Udah mau pulang nih.

Menanti bis.

Sunday, July 14, 2013

Memprihatinkan

Hai.
Bosen nggak sih hidup gitu-gitu aja? Sering sih ngerasa gitu. Rasanya pengen lepas dan bebas. Tapi esensinya pelajar itu ya belajar. Kejar cita-cita dahulu, bahagiakan orangtua dahulu, matangkan pikiran dahulu, baru boleh bertindak semaunya. Semaunya disini bukan berarti lepas dari norma dan etika yang ada. Terkadang pengen fokus buat belajar, tapi selalu aja ada hambatannya. Semangat belajar itu kaya cuma sekedar mitos. Datang dan pergi semaunya sendiri. Seberapa banyak dorongan dan motivasi yang masuk, kalau cuma eksternal itu juga nggak bakal bertahan lama. Sepertinya sebagian besar remaja di abad 21 sudah kehilangan motivasi belajarnya. Cuma diselimuti rasa malas dan malas. Mari memutar pikiran menuju masa lalu. Saat orangtua kita masih kecil, mereka tidak diperbudak teknologi. Saat mereka remaja, mereka tidak menjadi pribadi yang lemah karena sebuah masalah. Mereka fokus belajar dan baru memikirkan jodoh saat sudah kuliah. Hidup mereka natural, tidak berMSG, sakarin, karoten, atau bumbu-bumbu lainnya. Coba lihat sekarang? Nampaknya berbeda 180 derajat. Memprihatinkan.

Tuesday, July 2, 2013

Aku Bebas

Tiga hari kedepan aku akan duduk di ruangan ini. Mendengarkan seorang pembicara bersama 16 orang partner lain dengan variasi gen yang ada, termasuk usia. Aku merasa aku paling muda, usiaku baru saja menginjak enam belas tahun, tetapi saat ini berada di CD Bethesda untuk mengikuti Pelatihan Konseling dan Intervensi Psikologi Dasar. How lucky :)))
Hari pertama, cukup membuatku berkali-kali berkata "kayanya emang salah deh ikut kegiatan ini, yang lainnya udah pengalaman, lha sini kopong banget gatau apa-apa." Awal pertemuan kami ada kontrak belajar dan juga disuruh menuliskan harapan untuk 3 hari kedepan setelah mengikuti kegiatan ini. Aku bingung. Aku merasa sangat kopong. Jangankan untuk mengerti materi, untuk sekedar mencerna apa yang dikatakan pembicara saja susah haha-_- dan tanpa pikir panjang aku lalu menuliskan harapanku di kertas berwarna kuning: nggak pahpoh. Hanya dua kata memang :)))
Hari kedua berjalan biasa saja, dan aku sudah mulai terbiasa. Ada beberapa praktek yang aku lakukan di sana. Ketika aku menjadi konseli, entah kenapa aku bisa menceritakan masalahku yang sebegitu rumit kepada mereka yang baru saja aku kenal. Aku meluapkan segala unek-unek yang selama ini membayangi pikiran. Semua orang memang butuh tempat sampah. Yang selama ini disembunyikan di balik topeng juga suatu saat akan butuh pelampiasan untuk membuang sampah-sampahnya. Hakikatnya memang manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi cerita canda tawa suka duka dan luka. 
"Cinta itu harus memiliki. Kalo enggak itu namanya cuma perasaan." -Someone.
Tetapi disaat itu pembicaranya mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan suatu objek untuk menujukkan keberadaan kita. Dengan atau tanpa dia, kita masih bisa mencintainya. Cinta itu tulus, tanpa sebuah alasan, tanpa rasa pamrih yang mendalam. Tetapi jangan menaruh perasaan terlalu dalam, karena jika bahagianya bersama orang lain, maka kita tidak terlarut-larut dalam kesedihan.
Hari ketiga, aku mendapatkan pelajaran baru lagi. Ini kali pertama aku melakukan sebuah meditasi. Lama sekali. Pertama kali aku memejamkan mata, kepalaku terasa sakit, semua masalahku tergambar di pikiran, berotasi tanpa arah dan tujuan. Semakin lama, kepalaku merasa agak baikan. Masalah yang tadinya memenuhi otak kini berubah menjadi pikiran bahagia tentang hal yang aku suka. Gunung. Laut. Teater. Puisi. Kata. Salsa. Ah :"). Ketika aku membuka mata, aku serasa terbangun dari sebuah ketidaksadaran yang cukup lama. Pikiranku seperti kembali nol. Seperti awal dulu. Aku tidak merasa terbebani lagi dengan semua masalah yang tiap hari bercumbu memenuhi pikiranku. Aku bebas.

Yogyakarta, 28 29 30 Juni 2013.
Terimakasih untuk 3 hari luar biasa ini.
Warmly,

Alfu.

Tuesday, June 25, 2013


Maaf

Bahkan untuk sekedar mengucap selamat pagi saja lidahku terasa kaku. Butuh beberapa menit untuk berfikir, dan pada akhirnya aku mengirimimu sebuah ucapan selamat pagi sederhana tanpa emoticon apapun.
Hai, aku bingung harus memulainya dari mana.
Aku tahu aku bersalah.
Aku minta maaf.
Aku tidak tahu bagaimana harus meminta maaf dengan baik dan benar.
Berulang kali aku melakukan kesalahan.
Berulang kali aku membuat sakit hati.
Berulang kali aku membuat cemburu.
Berulang kali aku membuat keadaan semakin hancur.
Berulang kali kamu memaafkan.
Berulang kali kamu sabar dengan kelakuanku.
Berulang kali kamu memaklumi kelabilanku.
Berulang kali aku melakukan kesalahan yang sama.
Selalu sama.
Ya, mungkin kamu sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.
Aku bingung.
Aku tidak tahu harus berbuat apa.
Maaf.

Thursday, June 20, 2013

Rindu Tak Bertuan

Hujan itu romantis. Hujan selalu punya ceritanya sendiri; penuh misteri dan teka-teki. Hujan bisa membuatmu jatuh cinta, tetapi hujan juga bisa membuatmu galau setengah mati. Hujan itu seperti mesin waktu, membawa ingatanmu menuju kenangan masa lalu.

"Aku suka aroma petrichor."
"Kenapa?"
"Tidak tahu. Aku merasa tenang setiap kali aku mencium aromanya."

Ya, aroma petrichor adalah aroma yang dikeluarkan oleh tanah ketika hujan telah berhenti menetes. Sangat menenangkan. Sangat membuat nyaman. Hingga terlena dan membiarkan pikiranmu terobrak-abrik oleh kenangan masa lalu. 

"Kenangan tidak punya nyawa, kecuali orang yang punya kenangan itu membangkitkannya kembali." -diazmora

Tapi kenyataannya, tanpa dibangkitkan kembali, kenangan itu selalu hadir secara tiba-tiba dan tidak terduga. Tanpa aku minta pun, kenangan itu selalu memenuhi pikiran setiap kali hal yang bersangkutan dengannya terlintas di hadapanku. Setiap tanggal, setiap tempat, dan setiap suasana memiliki kisahnya sendiri. Kisah yang tidak akan pernah hilang, kisah yang tidak akan pernah lekang. Kisah yang suatu saat akan kembali lagi dan mengobrak-abrik hidupmu untuk yang kesekian kalinya. Setiap kali kenangan tersebut datang membayang, siapa yang akan bertanggung jawab atas perasaan rindu yang mengikuti ini? Rindu ini memang tak bertuan, sayang.

Sebagian orang menganggap, cara melupakan masa lalu adalah dengan jatuh cinta lagi. Tetapi itu salah, buat apa jatuh cinta hanya karena kamu butuh pundak sebagai pelarian dari masa lalumu? Bukankah sebuah perasaan harusnya hadir tanpa paksaan? Bukankah sebuah cinta harusnya utuh dan bukan setengah-setengah? Harusnya, ya memang harusnya.

Wednesday, June 5, 2013

Surat Rindu

Sebelumnya aku hendak minta maaf karena surat ini datang terlambat karena aku tidak sempat memindahkannya di blog.

Hai apa kabar? Semoga Tuhan mendengar doaku agar selalu menjagamu. Aku? Aku masih seperti biasanya, Duduk di balkon atas sambil melamunkanmu. Membiarkan kopiku dingin tersapu oleh angin. Bersimfoni dengan lagu-lagu yang terputar melalu ponselku. Syahdu.

Surat ini tertuju kepadamu. Kepada yang setiap malam selalu aku rindu. Kepada obrolan-obrolan kecil tentang masa depan. Kepada kenangan-kenangan yang tidak pantas untuk dilupakan. Kepada ketakutan ketika bayang-bayang perpisahan datang mendekat.

Malam minggu ini, hujan turun pelan-pelan di Jogjakarta. Rintiknya begitu menenangkan. Frekuensinya teratur. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Semilir anginnya berbaur dengan ritme nafasku. Hujan adalah salah satu acara Tuhan yang aku suka. Dan merindukanmu adalah caraku menghabiskan waktu agar tidak sia-sia ketika rintiknya membasahi bumi. Sambil menitipkan rindu lewat uap kopi yang masih mengepul. Lewat musik yang melebur dalam nadi. Lewat lamunku yang tidak jelas arahnya.

Aku pencemburu waktu. Rinduku menggebu-gebu. Cemasku membelenggu. Tiada yang bisa aku lakukan selain mendoakanmu. Semoga kamu selalu baik-baik saja.

Tiba-tiba terbesit dipikiranku. Bagaimana jika ini merupakan hujan terakhir di Bulan Mei? Bagaimana jika hal yang aku suka tiba-tiba menghilang dan tidak pernah kembali? Bagaimana jika sayangmu berpindah ke lain hati? Bagaimana jika yang selalu aku rindu tak pernah hadir lagi?

Hujan mengajarkanku banyak hal. Mengajarkanku untuk selalu bersyukur. Mengajarkanku untuk tidak menyia-nyiakan segala sesuatu yang telah ada. Mengajarkanku untuk tidak berimajinasi terlalu tinggi. Dan mengajarkanku bagaimana menikmati rindu dengan baik.

Hampir pukul dua belas malam dan mataku belum bisa memejam. Akhirnya aku putuskan untuk mengambil ponselku dan mengirimkan sebuah pesan singkat kepadamu.
"Aku nggak bisa tidur. Aku suka dengerin rintik hujan yang kecil-kecil."

Seketika juga hujan berhenti. Aku menikmati hingga rintik terakhir. Sampai tidak tersisa lagi. Hingga yang ada hanya sunyi.




25 Mei 2013
Teruntuk,
Yang selalu aku rindu. Selalu.