Aku ingin langsung duduk dan minum teh di ruang tamu milikmu.
Tetapi, aku tahu bahwa itu tidak sopan. Seperti menyelonong rasanya, masuk
tanpa ketuk malam-malam begini. Walaupun sebenarnya aku tahu, bahwa kamu tidak
akan marah meski aku masuk lewat jendela, mencongkel atap rumah, ataupun lewat
cerobong asap. Aku tahu bahwa kamu selalu mempersilakanku masuk, membuka
pintumu lebar-lebar, dan tak pernah tertutup meski angin selalu mengganggu
tidurmu.
Awalnya kita sama-sama anak kecil yang selalu merengek minta
dibelikan balon. Aku selalu takut padamu karena wajahmu yang menyeramkan. Tiap
kali berjumpa denganmu, aku selalu bersembunyi di balik baju Ibu. Menarik
pakaian Ibu dan mengajaknya agar segera kembali ke rumah.
Aku selalu menarik pakaian Ibu dan menangis. Kemudian, kamu
datang membawa tisu dan mengusap airmataku. Semenjak itu aku tidak lagi takut padamu.
Aku tersenyum; dan tak pernah menangis lagi.
Kamu selalu mengajakku bermain petak umpet di pekarangan
rumah nenek. Menjagaku seperti kakak; membagi biscuit milikmu agar aku tidak
kelaparan, memarahi laki-laki lain jika ada yang usil menggangguku,
menggendongku ketika aku jatuh tersandung batu.
Tiga tahun kemudian, Ibu mengajakku pindah rumah. Ia bilang
pendidikan di kota lebih bagus. Aku menurut saja. Setelah itu kita tidak pernah
berjumpa, berangsur-angsur menjadi saling lupa. Hingga detik bergulir menjadi tahun,
cepat rasanya.
Aku ingin sesekali kembali ke desa. Sekedar mengunjungimu.
Mengunjungi tisu yang pernah mengusap air mataku. Namun, kerap kali yang
kutemui hanya canggung dan seutas kalimat ‘hai’ yang sudah basi. Aku lupa, lupa
bagaimana bisa kita tertawa lepas dan puas seperti dulu. Aku lupa, lupa
bagaimana rasanya menghabiskan waktu dari pagi hingga pagi lagi. Aku lupa.
Apa hidup memang seperti ini? Yang pernah begitu dekat, pada
akhirnya akan canggung yang sangat amat. Aku tidak tahu, dan enggan mencari
tahu.
Hari ini aku kembali ke desa lagi, menunggumu di pekarangan
rumah nenek. Bukan untuk mengajakmu bermain petak umpet seperti dulu, tetapi
hanya ingin mengucapkan sebuah kalimat. Selamat ulang tahun, teman kecil.
Semoga hari baik selalu menemanimu.
No comments:
Post a Comment