Monday, August 4, 2014

Selamat Ulang Tahun, Reg.

Aku ingin langsung duduk dan minum teh di ruang tamu milikmu. Tetapi, aku tahu bahwa itu tidak sopan. Seperti menyelonong rasanya, masuk tanpa ketuk malam-malam begini. Walaupun sebenarnya aku tahu, bahwa kamu tidak akan marah meski aku masuk lewat jendela, mencongkel atap rumah, ataupun lewat cerobong asap. Aku tahu bahwa kamu selalu mempersilakanku masuk, membuka pintumu lebar-lebar, dan tak pernah tertutup meski angin selalu mengganggu tidurmu.

Awalnya kita sama-sama anak kecil yang selalu merengek minta dibelikan balon. Aku selalu takut padamu karena wajahmu yang menyeramkan. Tiap kali berjumpa denganmu, aku selalu bersembunyi di balik baju Ibu. Menarik pakaian Ibu dan mengajaknya agar segera kembali ke rumah.

Aku selalu menarik pakaian Ibu dan menangis. Kemudian, kamu datang membawa tisu dan mengusap airmataku. Semenjak itu aku tidak lagi takut padamu. Aku tersenyum; dan tak pernah menangis lagi.

Kamu selalu mengajakku bermain petak umpet di pekarangan rumah nenek. Menjagaku seperti kakak; membagi biscuit milikmu agar aku tidak kelaparan, memarahi laki-laki lain jika ada yang usil menggangguku, menggendongku ketika aku jatuh tersandung batu.

Tiga tahun kemudian, Ibu mengajakku pindah rumah. Ia bilang pendidikan di kota lebih bagus. Aku menurut saja. Setelah itu kita tidak pernah berjumpa, berangsur-angsur menjadi saling lupa. Hingga detik bergulir menjadi tahun, cepat rasanya.

Aku ingin sesekali kembali ke desa. Sekedar mengunjungimu. Mengunjungi tisu yang pernah mengusap air mataku. Namun, kerap kali yang kutemui hanya canggung dan seutas kalimat ‘hai’ yang sudah basi. Aku lupa, lupa bagaimana bisa kita tertawa lepas dan puas seperti dulu. Aku lupa, lupa bagaimana rasanya menghabiskan waktu dari pagi hingga pagi lagi. Aku lupa.

Apa hidup memang seperti ini? Yang pernah begitu dekat, pada akhirnya akan canggung yang sangat amat. Aku tidak tahu, dan enggan mencari tahu.

Hari ini aku kembali ke desa lagi, menunggumu di pekarangan rumah nenek. Bukan untuk mengajakmu bermain petak umpet seperti dulu, tetapi hanya ingin mengucapkan sebuah kalimat. Selamat ulang tahun, teman kecil. Semoga hari baik selalu menemanimu.




Teruntuk,
Rega Aditya Doyosi.

No comments:

Post a Comment