Ada yang sibuk berdebat dan berdiskusi bahwa negeri ini
sedang tidak baik-baik saja. Ada yang sibuk mengkritik kinerja para birokrat
dan menghujatnya mati-matian. Ada yang hari demi hari hanya berteriak lantang
dengan dalih berjuang. Kita selalu dipenuhi dengan polusi wacana, semangat
bergerak yang menggebu-gebu, sampai tidak tahu apa yang sebenarnya kita
lakukan. Padahal, peduli terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan akses pengobatan
gratis saja sudah lebih dari cukup.
Pernah saya membaca tulisan dari seorang
dokter spesialisasi bedah, dr Lie Dharmawan namanya. Beliau berkata, “Kalau
kamu menjadi dokter, kamu jangan memeras orang miskin. Mereka akan membayar,
tapi mereka akan menangis karena ketika pulang mereka tak punya uang untuk
membeli beras.” Kata-kata beliau selalu saya abadikan dalam memori dan ingatan
saya. Sebait petuah yang membuat saya berambisi ingin menjadi dokter dan
mengabdi untuk masyarakat hingga detik ini.
Tetapi saya sadar, semua pilar
tenaga kesehatan memegang peranannya masing-masing dalam kontribusinya di
masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana saling membantu antara disiplin ilmu satu dengan yang lainnya. Sebagai
tenaga medis, mengabdilah sebaik-baiknya untuk masyarakat. Maka, tidak ada lagi
Ayah yang bersedih sebab tidak sanggup membawa keluarganya ke rumah sakit.
Maka, tidak ada lagi Ibu yang menangis sebab obat-obatan mahal ditebus, sedang
anaknya panas dan menangis berhari. Maka, tidak ada lagi anak yang kebingungan
sebab orang tuanya jatuh sakit dan tidak tahu harus berbuat apa.
No comments:
Post a Comment