Wednesday, October 19, 2016

Tenaga Kesehatan, Mengabdilah.

Ada yang sibuk berdebat dan berdiskusi bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Ada yang sibuk mengkritik kinerja para birokrat dan menghujatnya mati-matian. Ada yang hari demi hari hanya berteriak lantang dengan dalih berjuang. Kita selalu dipenuhi dengan polusi wacana, semangat bergerak yang menggebu-gebu, sampai tidak tahu apa yang sebenarnya kita lakukan. Padahal, peduli terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan akses pengobatan gratis saja sudah lebih dari cukup.

Pernah saya membaca tulisan dari seorang dokter spesialisasi bedah, dr Lie Dharmawan namanya. Beliau berkata, “Kalau kamu menjadi dokter, kamu jangan memeras orang miskin. Mereka akan membayar, tapi mereka akan menangis karena ketika pulang mereka tak punya uang untuk membeli beras.” Kata-kata beliau selalu saya abadikan dalam memori dan ingatan saya. Sebait petuah yang membuat saya berambisi ingin menjadi dokter dan mengabdi untuk masyarakat hingga detik ini.

Tetapi saya sadar, semua pilar tenaga kesehatan memegang peranannya masing-masing dalam kontribusinya di masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana saling membantu antara  disiplin ilmu satu dengan yang lainnya. Sebagai tenaga medis, mengabdilah sebaik-baiknya untuk masyarakat. Maka, tidak ada lagi Ayah yang bersedih sebab tidak sanggup membawa keluarganya ke rumah sakit. Maka, tidak ada lagi Ibu yang menangis sebab obat-obatan mahal ditebus, sedang anaknya panas dan menangis berhari. Maka, tidak ada lagi anak yang kebingungan sebab orang tuanya jatuh sakit dan tidak tahu harus berbuat apa.