Friday, February 26, 2016

Pada Senyummu yang Kesembilanbelas

Pada senyummu yang ke-sembilan-belas, mana mungkin aku tidak jatuh, lalu mencintai. Mencintai kedua pelupuk yang menghamparkan langit bagi segala yang alpa. Ingin rasanya bersembunyi dan menggelayut manja di dalamnya. Bola mata yang damainya seluas jagat raya, Ah! Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta.

Denganmu, cinta tak perlu basa basi. Cinta bukanlah rutinitas ucapan salam pagi seperti petugas Indomaret. Cinta bukanlah melapor hendak kemana dan pulang jam berapa seperti satpam perumahan. Cinta bukanlah larangan bermain dengan siapa seperti kubu geng anak TK. Cinta bukanlah menyampah kotak masuk seperti mama minta pulsa. Tapi cinta kita memang sederhana, bukan? Tak perlu basa basi.

Tak perlu kiranya aku menghujani tulisan ini dengan seonggok doa. Sebab ini bukan sebait ayat pada lembar-lembar alkitab, begelimang doa dan harapan baik. Tetapi, bukan berarti aku tidak berdoa untuk kebaikanmu, tanpa kau minta pun pasti sudah kulakukan ritual itu setiap pagi. Kau tahu itu, sayang.

Pada senyummu yang ke-sembilan-belas, mana mungkin aku tidak jatuh, lalu mencintai. Mencintai yang hari ini sedang berulang tahun. Selamat menua, selamat berkarya. Semesta di pihakmu, selalu. Doaku, di detak nadimu, setiap waktu.

Aku mencintaimu, sayang. Sepanjang usia Tuhan.

Teruntuk,
Ahmad Zainal Abidin.

No comments:

Post a Comment