Tuesday, April 9, 2013

Tatapan Tanpa Nama

"Karena...bumi seakan-akan berhenti berotasi ketika tatapan kita saling mengunci."

Aku tidak sengaja melirik ke arahmu; 2 meter tepat di hadapanku. Aku duduk bersila, di tengah kerumunan belasan orang yang sedang membicarakan sesuatu. Kamu duduk-bersandar pada tiang di selasar ruangan-dengan peluh dan jenuh yang tergambar jelas di raut wajahmu. Seketika itu juga, aku mendapati matamu menatap ke arahku. Aku kebingungan. Mata sudah terlanjur terdampar dalam pupil matamu. Terkunci. Kaku. Dingin rasanya. Dingin sekali. Aku tidak bisa bergerak; walau hanya sekedar memutar bayangan dalam retinaku. Fokusku hanya tertuju pada dalam tatapanmu. Bahkan bibir tak mampu berucap, raga tak sanggup berkutik, dan senyum tak dapat terajut. Kami saling menatap-kosong-untuk waktu yang tidak hanya sepersekian detik. Bukan senyum yang tergambar di antara kedua cekung bibir, melainkan hanya sepotong rakitan kebisuan. Tanpa nama.

Aku hanya ingin tahu, apa yang sebenarnya ada di pikiranmu. Apa yang sebenarnya terkunci bisu di ujung mulutmu. Apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku. Beritahu aku, apa arti tatapan tanpa nama itu. Karena  aku tidak ingin berfikir tentang hal-hal yang tinggi. Karena aku tidak ingin berandai-andai terlalu jauh. Karena aku tidak ingin menebak-nebak tentang kemungkinan terburuk yang ada.

Untuk waktu yang cukup lama, aku beranikan diriku untuk berkutik dan berusaha memecah keadaan.
"Kamu kenapa?"



No comments:

Post a Comment