Setiap Sabtu selalu sama, tiap sudutnya penuh dengan
kendaraan yang tumpah ruah di sudut jalan. Mulai dari roda dua hingga roda
delapan. Mulai dari anak-anak hingga orang tua. Semua bersuka cita merayakan
akhir pekan, setelah lima hari bergelut dengan urusan masing-masing.
Yogyakarta, kota yang selalu padat, penuh dengan hiruk pikuk
manusia. Tidak harus menunggu akhir pekan atau libur semesteran, bahkan tiap
pagi dan sore selepas pulang kerja di sepanjang jalan solo sudah sesak, penuh
orang-orang berjubelan.
Di kota yang penuh dengan kebahagiaan ini, terajut masa
putih abu yang tak sekedar abu-abu. Masa putih abu yang kenangannya tidak bisa
dibeli dengan rupiah maupun poundsterling. Masa putih abu yang bermula di
Kotagede, di situ pula saya dan teman-teman secara kesadaran penuh masuk dalam
lingkaran keluarga yang bernama “PUSPALA”. Puspanegara Pecinta Alam, lebih dari
sekedar komunitas pecinta alam, sebab di sini kami belajar banyak hal. Tentang
semua hal yang alpa dan segala derivatnya. Tentang segala hal yang
menyenangkan, sangat menyenangkan, dan menyenangkan sekali. Sebab, tidak ada yang
namanya kesedihan di sini.
Sabtu pekan lalu, tepat 26 Maret 2016, semua pulang ke
daratan setelah berlayar dari perairannya masing-masing. Kami memang pulang
dengan cerita sukses masing-masing, tapi segala memori dan kenangannya tetap
sama, tetap satu, tetap PUSPALA.
Persiapan panitia sehari sebelum acara.
Kepulangan alumni dari Jakarta.
Acara yang diadakan di SMA Negeri 5 Yogyakarta di deretan
Nyi Pembayun 39 Kotagede ini dihadiri lebih dari 100 orang, sungguh melebihi
target yang ditetapkan panitia oleh sebelumnya yaitu 66 orang. Mulai dari
angkatan tahun 1983 dari awal berdirinya PUSPALA hingga tahun 2015 yang baru
lulus kemarin. Acara ini dimulai pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Bagian
Puspala. Begitu memasuki gerbang sekolah, masing-masing dari kami akan disambut
oleh salam hangat dan sapaan manis dari adik-adik puspala yang masih duduk di
bangku sekolah. Duduk di meja registrasi, mengisi daftar hadir dan mengambil
kaos reuni yang sudah dipesan sebelumnya.
Selepas mengurus registrasi dan segala tetek bengeknya di
lobi depan, kami melangkah menuju lapangan tengah, lalu belok ke kanan menuju
lapangan basket. Di antara lapangan tengah dengan lapangan basket terdapat
lorong seperti goa yang berisikan foto-foto kenangan dari tahun 1983 hingga
sekarang. Berkelap-kelip lampu ornamen merah kuning hijau. Di dekat stand
makanan juga terdapat stand foto dengan aneka properti yang ada. Untuk
memudahkan mengenali satu demi satu, kami memakai cocard yang sudah diberikan
oleh panitia.
Stand foto yang disediakan oleh panitia.
Berbagai angkatan melebur menjadi satu.
Suasana sore hari sebelum acara dimulai.
Setiap dari kami melepas pangkat, melepas usia, melepas
segala yang melekat dan menjadi muda kembali. Semua serasa seusia.
Masing-masing dari kami menjadi pribadi yang menyenangkan. Duduk melingkar di
meja depan panggung, menceritakan kisah dengan gaya khas masing-masing. Canda
dan tawa kami menggema hingga ke langit-langit.
Deru adzan maghrib memecah hiruk pikuk petang itu. Kami
bergegas menuju masjid untuk menjalankan ibadah berjamaah. Selepas itu, kami
kembali ke tempat duduk semula. Suasana begitu syahdu petang itu. Menikmati
berbagai hidangan yang telah disediakan oleh panitia sambil ditemani alunan
akustik yang mendayu-dayu sendu. Selanjutnya, ada acara games yang dipandu oleh
Fabri Hidayatullah. Games ini menarik antusias para hadirin, semua tertawa dan
bergoyang-goyang melakukan senam. Tidak pandang usia, semua berkumpul menjadi
satu lingkaran.
Acara selanjutnya, ada sambutan dan penyerahan pembangunan
wall-climbing secara simbolis dari puspala kepada pihak sekolah. Kemudian
dilanjutkan oleh sharing-sharing cerita
dari senior PUSPALA. Kami semua mendengarkan dengan antusias. Semua terasa
hangat, terasa dekat, terasa menyatu. Malam itu.
Penyerahan secara simbolis kepada pihak sekolah.
Sharing cerita dari para senior.
Semangat puspala tidak pernah mengenal usia. Tua, tapi tak renta.